
BANDA ACEH – Asosiasi Badan Penyelenggara PTS Indonesia (ABP-PTSI) berharap dan mendorong pemerintah untuk mendukung pertumbuhan serta penyehatan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Aceh.
Sejumlah PTS di Aceh masih menyisakan beberapa persoalan yang belum terselesaikan sampai saat ini. Dari jumlah 87 PTS belum ada yang terakreditasi unggul dan jumlah doktor baru mencapai tujuh persen dari total jumlah dosen di PTS.
Hal tersebut diungkap dalam pidato Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) Prof. Adjunct. DR. Marniati, M.Kes dalam forum diskusi Kebijakan Akreditasi Institusi dan Program Studi pada Selasa (27/6/2023) di Plenary Hall UUI, Tibang, Banda Aceh.
Marniati mengatakan ABP-PTSI memiliki tugas utama dalam mendorong penyehatan dan penguatan kembali PTS di Aceh.
Oleh karena itu, ia berharap forum diskusi tentang Sosialisasi Kebijakan Akreditasi Institusi dan Program Studi yang turut menghadirkan narasumber Direktur Eksekutif Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) Prof. Dr. Ari Purbayanto, M.Sc; Ketua Umum ABP-PTSI Prof. Thomas Suyatno; dan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. Dr. Ir. Marwan ini dapat menghasilkan solusi atas permasalahan tersebut.
Hal lain yang juga menjadi kendala dalam pengembangan dan penyehatan PTS di Aceh, lanjutnya, adalah kurangnya perhatian dan dukungan pemerintah terhadap keberadaan PTS Aceh, baik dalam hal kebijakan maupun anggaran.
Padahal, menurut Marniati keberadaan institusi PTS turut menentukan daya saing sumber daya manusia Indonesia tak terkecuali Aceh.
“Hal ini juga yang menyebabkan PTS kesulitan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan lembaga. Kurang lebih dari 87 PTS saat ini, masih terdapat 50-6- persen PTS yang kurang sehat dan harus disehatkan segera,” jelasnya.